Kerajaan Gantarang (Malino)

     Gantarang adalah nama salah satu perkampungan kecil dalam wilayah kerajaan Parigi, yang juga punya struktur pemerintahan yang diperintah oleh seorang kepala kampung bergelar Karaeng.
     Paruru dg. Rani menceritakan, pusat pemerintahan Karaeng Gantarang saat itu di kampung Jaleko'. Dalam menjalankan roda pemerintahan, karaeng juga dilengkapi oleh pembantu, seperti Pinati (urusan kesejahteraan); Gallarang (Urusan Adat); Bicara (Humas); Anak Karaeng (Urusan Sosial); dan Tau Toa (Penasehat); serta Kadi (Urusan Agama).
     Pada masa pemerintahan raja Gowa Andi Idjo Karaeng Lalolang, Karaeng Gantarang berada di bawah pimpinan Sainong daeng Malo. Sainong ini kemudian mengangkat beberapa pembantunya, yakni Daeng Cuca (sebagai Pinati); Massang Punggong (sebagai Gallarang); Daeng Jappa (selaku Bicara); Penggong daeng Lawa (sebagai Anak Karaeng); Daeng Conno (sebagai Tau Toa); dan Daeng Nanna (sebagai Kadhi).
      Untuk lancarnya roda pemeintahan, raja tidak dapat gaji seperti halnya sekarang ini, tapi sebagai ganti dari gaji, Karaeng (raja Gantarang) dan perangkatnya mendapatkan tanah pertanian (tanah bengkok/terasering) yang diberi nama "Somba Garassi", yang hasilnya dimanfaatkan Karaeng untuk menjalankan roda pemerintahan. Di samping punya pendapatan yang berasal dari masyarakat, antara lain yang disebut Lento. Pajak Lento ini muncul ketika ada warga yang melakukan pesta seperti pernikahan, maka hewan yang dipotong baik itu kerbau maupun sapi, maka bagian Karaeng mendapat 1 Lento. Ukuran Lento diambil dari ukuran telapak kaki orang dewasa (sekitar 2-3 kg), juga pemegang urusan lainnya mendapatkan bagian Lento, tentunya bagiannya tak melebihi dari bagian Karaeng.
     Karaeng Gantarang setelah Sainong daeng Malo, lalu digantikan oleh Supu daeng Sanre kemudian ke Mawang daeng Tawang.
     Kalau di Gowa ada Tumanurung, maka di Gantarang juga mengenal Tumanurung. Tumanurung tersebut bernama Lu'mu' daeng Bulaeng. Lu'mu' daeng Bulaeng ini muncul di atas puncak gunung, sehingga gunung itu dinamai gunung Bulaengta'. Di tempat itulah, sering dilakukan pesta panen yang dilakukan setiap tahunnya. Karaeng pertama yang memerintah di Gantarang ini berasal dari Tallo.

 

 
 
 
Sumber Pustaka :
 1. Syam, M. Ridwan; Tika, Zainuddin. 2006. "Malino Berdarah" Makassar, Pustaka Refleksi

Komentar

Postingan Populer